KETIKA HATI ANDA TERLUKA KARENA :
- Apakah anda terluka karena suami/istri tidak setia
- Apakah anda terluka karena kekerasan orang tua
- Apakah anda terluka oleh kekasih/teman dekat yg berkhianat
- Apakah anda terluka karena masa kecil merindukan kasih sayang seorang ayah/ibu/mertua/ipar/adik/kakak dll ( tapi merekatelah meninggal )
- Apakah anda terluka karena pelecehan sexual
- Apakah anda terluka kaena tekanan dan persoalan kehidupan yg modern
- Dan mungkin masih banyak hal2 yang menyebabkan anda terluka
Kekecewaan dan kepedihan didalam hati, membuat anda merasa hidup ini kosong dan hampa, penderitaan , luka emosional menghalangi anda menikmati hubungan sepenuhnya dengan Bapa di sorga.
Alkitab berbicara secara khusus mengenai perlunya kesembuhan luka-luka emosional dan anda akan mengalami hati Bapa. kitab Yesaya menubuatkan/menunjuk kepada masa yang akan datang ketika Allah akan mengutus seorang juruselamat untuk menyelamatkan manusia dari dosa dan keegoisan .Ia menggambarkan juruselamat sebagai seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan Yes 53:3.Selanjutnya dikatakan bahwa penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, dan bahwa oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
Kesembuhan ini ialah untuk kesalahan egoisme kita maupun akibat dari sikap kita yang egois berlarut2 dan luka yang kita simpan dalam kepribadian dan perasaan kita. Dalam Yesaya 61 penulis berkata bahwa Juruselamat ini akan menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara dan merawat orang-orang yang remuk hatimemberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara . ayat 3 Mereka yang terluka akan diberi minyak untuk pesta, nyanyian pengganti semangat yang pudar. Dalam Maz 34:19 Daud berkata bahwa Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang remuk jiwanya. Dalam Maz 147:3 Ia berkata bahwa Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka.Ini adalah kabar baik untuk dunia yang hancur.
Yesus Kristus adalah penyembuh orang yang terluka .Ia tahu bagaimana perasaan kita dapat terkuka. Benar, Ia telah dicobai dengan setiap pencobaan yang telah kita alami. Ia tahu bagaimana apa itu penderitaan . Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita mendapat pertolongan kita pada waktunya Ibr 4:15-16 Jika kita tidak segera menangani luka-luka bathin menurut cara Allah, hal itu akan membuat kita memberontak kepada Allah, yang selanjutnya menghasilkan kesombongan. Kesombongan adalah lebih banyak mempedulikan apa kata orang daripada apa kata Tuhan, yang menghasilkan takut akan manusia. Takut kepada manusia pasti akan mengakibatkan ketidaktaatan. Mungkin saja kita masih berbuat banyak untuk Tuhan, tetapi kita menjalankan suatu agama yang terdiri dari pekerjaan yang mati.
1. Tidak mau diajar; luka batin menyebabkan kita tertutup bagi orang lain. Kita menolak untuk menerima koreksi dan ajaran dari orang lain. Hati kita menjadi sangat keras.
2. Sikap suka mengritik dan menghakimi. Kita membenarkan hal ini dengan berbagai cara, tetapi semuanya itu dapat disederhanakan menjadi fitnah dan menghakimi motivasi orang lain.
3. Tidak sabar. Kita pikir cara kita lebih baik, dan menolak untuk menunggu orang lain yang tidak setuju atau tidak mengerti.
4. Curiga/tidak percaya. Sindrom ini membuahkan kecurigaan. Kita menuduh orang lain tidak mempercayai kita, tetapi seringkali itu hanyalah proyeksi dari ketidakpercayaan kita sendiri, mencerminkan kemandirian kita dan berkaitan lebih banyak dengan kebutuhan kita daripada kebutuhan orang lain.
5. TIdak setia; Memanfaatkan keraguan, luka hati atau kebutuhan orang lain untuk berpihak kepada kita, dan bukan membangun kesatuan, kasih dan pengampunan serta pendamaian.
6. Tidak berterima kasih. Kita berfokus kepada apa yang kita pikir seharusnya dilakukan untuk kita daripada seberapa banyak yang sudah dilakukan untuk kita.
7. Idealisme yang tidak sehat. Kita memberhalakan suatu cara/ metode, standar atau program dan menempatkannya diatas orang, khususnya mereka yang tidak sependapat dgn kita.Hal-hal yang ideal menjadi lebih penting daripada kesatuan atau sikap hati yang benar.
Alkitab menjanjikan bahwa jika kita merendahkan hati, maka Allah akan mengasihani kita Yak 4:6,7. Kerendadahan hati ialah kerelaan untuk berdiri di pihak Allah menentang dosa kita sendiri. . Berserulah kepadaNya dalam doa yang sungguh-sungguh. buatlah perjanjian dengan Allah bahwa saya ingin ; Dia membereskan hal-hal tersebut dalam hidup saya, lebih daripada saya menginginkan kepemimpinan, perhatian, atau penerimaan dari orang lain.
Alkitab memberi defenisi yang jelas tentang takut akan Allah:
1. Takut akan Allah ialah membenci dosa.Amsl 8:13 berkata,Takut akan Tuhan ialah membenci kejahatan
2. Persahabatan dan keakraban dengan Allah sama dengan takut akan Tuhan.Maz 97:10 mengatakan, Hai orang-orang yang mengasihi Tuhan, bencilah kejahatan! dan Maz 25:14 mengatakan, Tuhan bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia.
3. Takut akan Tuhan ialah menghormati-Nya dan takjub kepadaNya.Maz 33:8 berkata, biarlah segenap bumi takut kepada Tuhan, biarlah semua penduduk dunia gentar terhadap Dia!
4. Takut akan Tuhan adalah permulaan hikmat dan pengetahuan.Ams 1:7 mengatakan, Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan.
Takut akan Tuhan tidak ditunjukkan dengan semacam tampang suci di wajah Anda, juga bukan dengan semacam suara yang bergetar ketika Anda berdoa. Itu tidak dinyatakan melalui gaya Anda berpakaian atau berapa banyak peraturan yang telah Anda taati.
Secara sederhana, takut akan Allah berarti mengasihi-Nya sedemikian rupa sehingga kita membenci apa yang Dia benci.Kebencian seperti ini tidak lahir dari kefanatikan agamawi, atau refleksi dari kebudayaan kita.Takut akan Tuhan datang dari keakraban dengan-Nya, sehingga selaras dengan karakter-Nya. Kekuatan dosa yang kejam, menipu, menindas dan menghancurkan.
Takut akan Tuhan tidak terjadi secara kebetulan, karena kita memilih untuk takut akan Dia Ams1:28, 29, 2:1-5, dan mengutamakan-Nya dalam hidup kita. Takut akan Tuhan datang karena kita berseru dan mencari-Nya, mengejar-Nya dan merindukan-Nya dengan sangat. Ams 14:26 takut akan Tuhan ada ketentraman yang besar. Adalah kerendahan hati dan takut akan Tuhan yang akan membawa kita kepada hati Allah Bapa, dan membimbing kita kepada keutuhan dan harga diri.
Allah memulihkan hati yang luka….. dgn bimbingan Roh Kudus. Perlu saudara ketahui Roh Kudus sudah ada dalam hati kita, saya umpamakan Roh Kudus ini mobil, firman Tuhan bensin, supirnya/pemiliknya kita; kalo hidup kita ngak diisi firman mobil ngak bisa jalan.
Langkah pemulihan :
Langkah I :
1. Akuilah kebutuhan Anda untuk disembuhkan; Mengakui kebutuhan kita merupakan suatu tAnda kesehatan mental yang baik dan bukti dari sikap yang jujur. Ceritakanlah kepadaNya segala sakit hati, kekecewaan Anda –pokoknya segalanya, kemudian, Anda dapat membuka diri terhadap orang lain yang dapat membantu Anda mengikuti langkah-langkah kesembuhan ini. Pilihlah hamba Tuhan DAPAT DIPERCAYA dan yang mau BERDOA dengan Anda serta MEMBESARKAN hati Anda/memberi dukungan. Jika Anda telah berbuat salah terhadap orang lain, Anda juga perlu menemui mereka dan membereskannya .Ini adalah bagian dari pengakuan akan kebutuhan Anda Anda. Kita lakukan ini bukan supaya diampuni Allah, tetapi justru karena kita telah diampuni. Buah hubungan yang benar dengan Allah ialah menghendaki dipulihkannya juga hubungan yang retak dengan orang lain. John Stot, teolog Anglikan yang terkenal, memberi peringatan yang berharga mengenai bidang ini dalam bukunya, Akuilah dosa-dosamu. Ia bicara tentang lingkaran pengakuan terbuka: dosa tersembunyi, dosa pribadi, dan dosa di depan umum. Ada beberapa dosa yang dilakukan pada tingkat rahasia atau pribadi dalam kehidupan kita yang amat memalukan. khususnya untuk dosa-dosa kenajisan dosa seks. akui bahwa Anda mengecewakannya atau berbuat dosa terhadapnya dan mintalah maaf.
2. Terimalah kasih karunia Allah. Kasih karuniaNya adalah pemberian kasihNya, penerimaanNya dan pengampunanNya bagi kita, dan hal itu membuat kita merasa aman di dalam Dia. Rasa aman itu membangun iman.
3. Percayalah kepada Tuhan dan orang lain. Iman mendatangkan kepercayaan dan memungkinkan kita mempunya hubungan akrab dengan Allah dan sesama.
4. Bangunlah hubungan hati ke hati dengan Allah dan sesama. Hubungan tersebut dimungkinkan jika kita telah merendahkan hati. Maka Allah dapat menyalurkan kasih dan pengampunan kepada kita secara pribadi dan di dalam hati kita kepada orang lain.
karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang disurga akan mengampuni kamu juga… Tetapi jikalau kamu tidak mengmapuni orang,Bapamu juga tidak akan mengapuni kesalahanmu”Mat 6:14,15
Langkah II:
Akuilah emosi yang negative ; Beberapa diantara kita mengarungi hidup ini dengan mengumpulkan emosi yang negatif. Kita tidak diajar bagaimana mengenali atau MENGKOMUNIKASIKAN perasaan kita, sehingga kita menimbun kemarahan , kekecewaaan, ketakutan, kepahitan, dan emosi negatif lain sejak kanak-kanak. Menindih emosi yang satu diatas yang lain sama seperti menumpuk sampah, lapis demi lapis di dalam kantong sampah. Sesuatu yang akhirnya harus dibuang. Akibat-akibat yang tragis, dari tukak lambung/penyakit maag , sampai bunuh diri. Dr. Phil Blakely, menyatakan bahwa untuk menangani masalah ini kita perlu “diuraikan kembali”, yaitu mengeluarkan uneg-uneg yang tertimbun di dalam diri kita. Untuk melakukan hal ini kita memerlukan pertolongan seseorang hamba Tuhan; dimulai dengan DOA. JIKA BUKAN KEPADA YESUS KITA BERPALING SEBELUM BERPALING KEPADA ORANG LAIN.
1. Penting sekali untuk membina persahabatan dengan orang lain yang mengijinkan kita untuk bersikap sebagaimana adanya kita, tetapi YANG CUKUP MENGASIHI SEHINGGA MAMPU UNTUK MENEGUR JIKA KITA BERBUAT SALAH. Membuat orang membicarakan perasaan bersalah mereka -akan melegakan mereka. -tetapi dalam jangka panjang-, jika mereka tidak menerima tanggung jawab atas pelanggaran hukum moral Allah, rasa bersalah itu akan muncul kembali.
2. Allah menciptakan kita untuk menjalankan kehidupan yang seimbang dimana kita mengekspresikan dan menikmati perasaan kita, dan bebas memanfaatkanya dengan jujur dan membangun. Para suami, ayah dan pemimpin rohani dapat menjadi penolong yang sangat berarti dengan mendorong keluarga mereka dan jemaat untuk mengungkapkan perasaan mereka secara terbuka. Pada suatu petang, suami Saya -menceritakan kepada Saya beberapa masalah pribadi yang ia alami. Saya segera mulai memberi nasehat. Saya tidak akan melupakan responsnya terhadap Saya,”Aku tidak datang kepadamu supaya kamu menasihatiku dan berkhotbah kepadaku. Aku tahu apa yang harus kulakukan. Jika kamu menasihatiku, rasanya kamu tidak mendengarkan atau memperdulikanku. Aku butuh seseorang yang mau mendengarkanku. Jika aku tidak dapat berbicara kepadamu, lalu aku harus berbicara kepada siapa? “Hari itu saya ambil keputusan untuk menjadi suami/istri yang memberi kebebasan dan rasa aman kepada pasangan — untuk mengungkapkan perasaan mereka tanpa rasa takut dihakimi, dikhotbahi atau diserang.
Langkah 3:
Ampuni mereka yang TELAH menyakiti Anda; Mengampuni bukanlah sekedar melupakan/memaafkan kesalahan yang dilakukan seseorang terhadap kita, Mengampuni berarti menunjukkan kasih dan penerimaan meskipun disakiti. SETIAP KALI ANDA TERINGAT ORANG TERTENTU DAN MERASA SAKIT, AMPUNILAH DIA DENGAN IMAN.
Langkah 4:
Terimalah Pengampunan; Jika Anda telah disakiti oleh orang lain dan telah berdosa dalam reaksi Anda terhadap mereka, maka penting sekali tidak hanya untuk mengampuni mereka yang menyakiti Anda, tetapi juga minta ampun kepada Allah atas tindakan Anda yang salah terhadap mereka. Jika Anda lakukan ini, mungkin Anda akan merasakan suatu kebutuhan untuk MENGAMPUNI DIRI SENDIRI. Ada kalanya, musuh terbesar kita adalah kegagalan kita sendiri. Sering kali kita lebih keras terhadap diri sendiri daripada terhadap siapapun. Jika Anda mengalami kegagalan, curahkanlah rasa gagal itu kepada Tuhan didalam doa, akui dosa Anda, Setiap kali rasa gagal itu muncul berterima kasihlah kepada-Nya buat pengampunan-Nya. Ada perbedaan besar antara penyesalan terhadap dosa dan penghukuman berasal dari suatu perasaan gagal dari diri kita sendiri atau iblis. Jika karena dosa anda perlu intropeksi diri, jangan berkubang dalam perasaan kasihan pada diri sendiri. Hal itu sangat merusak. Anda akan menjadi kritis…, keras hati, iri, membangkang, sombong, menghakimi, atau pahit hati. Respons anda merendahkan hati di hadapanNya; Ia akan mengampuni dan menyebuhkan luka-luka Anda. ADA KESEMBUHAN MELALUI PENGAMPUNAN.
Langkah 5:
Terimalah kasih Bapa… ; Di dalam hidup kita ada kekosongan yang hanya dapat diisi oleh Allah sendiri. Ketika Anda berdosa dan minta ampun, atau bergumul dengan rasa tidak aman dan rendah diri, maka ada kemungkinan bahwa KEKOSONGAN ITU TIDAK PENUH. Mintalah kepadaNya pada saat-saat tersebut untuk memenuhi Anda dengan Roh-Nya. Lawanlah kesadaran untuk berpusat pada diri sendiri dengan berpusat kepada-Nya. Perlu saya tekankan betapa pentingnya langkah ini dalam proses kesembuhan. Kasihani diri dan berpusat kepada diri sendiri mendukakan Roh Kudus.
Pusatkan pikiran dan doa Anda pada karakter Allah dan berbagai aspek dari hati Bapa. Sembah Dia:Bicaralah kepadaNya, pujilah Dia, dan pikirkanlah Dia. Renungkan kesetiaanNya, kekudusan-Nya, kemurnian-Nya belas kasihan-Nya, kemurahan-Nya, pengampunan-Nya.
Mengembangkan sikap menyembah merupakan bagian vital untuk menerima kasih Allah. Kembangkan sifat tersebut diatas segalanya. Hafalkan ayat-ayat atau lagu-lagu yang memerangi kesepian dan kehilangan semangat. Penyembahan adalah pintu masuk ke hadirat bapa yang menjauhkan Anda dari depresi dan kasihan diri.
Ada orang yang mengatakan bhw mereka tidak dapat menyembah Allah jika mereka tidak merasakan keinginan itu, jawaban saya adalah bahwa kita tidak menyembah Allah karena apa yang kita rasakan, tetapi karena siapa Dia. Saya sering menyembah Allah, bagaimanapun perasaan Saya. Saya tidak mau menjadi seorang tawanan perasaan Saya , jadi saya tetap menyembah Dia. Jika Saya merasa susah hati, Saya berusaha mengungkapkan perasaan Saya dengan jujur, tetapi kemudian Saya berfokus kepada siapa Dia dan bukan kepada apa yang saya rasakan.
Apakah Anda mau menerima kasih Bapa? luangkanlah waktu Anda dihadirat-Nya. Kita bermandikan kasih-Nya ketika menghabiskan waktu bersama-Nya dan memberi kepada-Nya. Apa yang dapat kita berikan kepada-Nya? melalui perkataan dan pikiran kita dapat memberi kepadaNya hormat, perhatian, pujian dan penyembahan. Jika hal ini sulit bagi Anda, selidikilah alkitab dan garis bawahi ayat-ayat yang bicara secara khusus tentang sifat dan karakter Allah bacalah kitab Mazmur.
Langkah ke 6 :
Pikirkanlah pikiran Allah; Sebagai tanggapan terhadap hal-hal yang menyakitkan , khususnya sebagai kanak-kanak , kita membangun kebiasaan berpikir yang merusak tentang diri sendiri. Misalnya -jika orangtua Anda perfeksionis dan sangat menuntut, mungkin Anda sering gagal untuk hidup menurut harapan mereka. Orang yang dibesarkan dengan cara semacam itu seringkali “memprogram diri sendiri” untuk gagal. Pola berpikir yang negatif seperti itu sering tidak akurat dan dilandasi oleh ketakutan atau penolakan. Jika kita berpikir kita jelek, kita bukan saja merasakannya demikian, kita juga akan bertindak demikian.
Alkitab mengatakan bahwa kita harus mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan kita, dan bahwa kita harus mengasihi sesama seperti diri sendiri (Im 19:18, Mat 19:19). Allah ingin supaya kita mengsihi diri sendiri, bukan secara egois, tetapi dengan kasih-Nya. Ia ingin supaya kita berpikir menurut pikiran-Nya tentang diri kita-pikiran yang penuh kebaikan, penghargaan, hormat dan kepercayaan. Saya menyarankan anda mendaftarkan kelebihan2 anda “Saya ahli dalam… ” dan sebutkan satu hal yang Anda lakukan dengan baik. Tuliskan juga apa yang dikataklan Alkitab tentang bidang kehidupan Anda tersebut. Misalnya Flp 4:13, ” Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. “Setiap kali Anda mulai berpikir negatif, berhentilah dan ucapkanlah pikiran yang positif bersamaan dengan ayat dari alkitab. Diperluka waktu 3 minggu untuk mematahkan suatu kebiasaan buruk dan menggantinya dengan yang baik. Katakan terus kebenaran kepada diri sendiri sampai Anda menghancurkan pola berpikir yang negatif tersebut…
Jangan menyerah kepada kebohongan dan pikiran yang menghukum. Bertekunlah — dengan pertolongan-Nya Anda dapat melakukannya.
Dalam kitab Yosua 1, Tuhan berkata 4X kepada Yosua supaya jangan takut… Mengapa? Karena Yosua perlu diingatkan untuk berpikir menurut pikiran Allah tentang dirinya. Ia siap untuk maju berperang dan ia perlu diberi semangat. Saya yakin ia pasti mengulang-ulang firman Tuhan ini kepada dirinya sendiri. DAN AKHIRNYA YOSUA BERHASIL, ANDA JUGA BISA BERHASIL.
Langkah 7:
Bertekun… 90% keberhasilan ialah menyelesaikan! Alkitab berkata, “Jika kita bertekun, kitapun akan ikut memerintah dengan Dia”2 Tim 2:12. Ketekunan mempunya dua aspek: di satu sisi ketekunan berarti komitmen di pihak kita untuk tidak menyerah, suatu tekad untuk mengerjakanya sampai tuntas, disisi yg lain ketekunan berhubungan dengan kesanggupan yang diberikan Allah. Allah memberi kasih karunia kepada kita untuk dapat menyelesaikannya apa yang Ia perintahkan untuk kita lakukan. PerintahNya juga merupakan janji kemenangan-Nya. Iman tidak dimulai sebelum kita percaya bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah. KITA TIDAK MEMERLUKAN IMAN UNTUK MELAKUKAN APA YANG MUNGKIN BAGI KITA. Jadi, ketika kita menghadapi situasi yang tidak mungkin, anda mulai mempraktekkan iman Anda.
Mengapa ketekunan itu merupakan salah satu langkah proses kesembuhan Allah dalam hidup kita? Menyerah membuat kita menjadi rentan terhadap perasaan jengkel, marah atau terluka, tertolak, nafsu, curiga atau apa saja yang mengganggu kita. Kadang-kadang kita ingin Allah melakukan mujizat dan mengangkat segala kesulitan kita sekarang juga. Akan tetapi, Bapa membawa kita melalui suatu proses yang menyiapkan kita untuk pada akhirnya memerintah bersama-Nya di surga. Karena Ia ingin membentuk dan menyempurnakan kita, Ia ijinkan kita mengalami pencobaan yang “memaksa kita” untuk membuat pilihan. Rasul Paulus mengatakan dalam surat pertamanya kepada jemaat di Korintus, “Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah. Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh mahkota yang abadi.
Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasai seluruhNya, supaya sesudah aku memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak” I Kor9:24-27 Ia sedang bekerja dalam diri Anda. Pergumulan adalah bagian dari proses kesembuhan yang berkemenangan. Anda sedang belajar sesuatu yang tak ternilai kerendahan hati; pengampunan; belas kasihan dan ketekunan. Majulah terus! Kita sedang berperang, tetapi kita ada di pihak yang menang! Yesus adalah Sang Pemenang!. Akan hal ini aku yakin sepenuhnya yaitu Ia yang memulai pekerjaan yang baik diantara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus “Flp 1-6 Allah sedang mencari orang-orang yang dapat memenuhi maksud-Nya yang mula-mula ketika Ia menciptakan umat manusia. Ia menghendaki persahabatan dengan kita.
Keluarga Bapa
Melalui saudara-saudara kita dalam keluarga Allah, Ia menyediakan kasih dan penerimaan yang memerdekakan kita dari ketakutan, dan mengijinkan kita untuk mengalami keutuhan yang lebih sempurna sebagai manusia. Kita dapat berkomitmen kepada orang lain tanpa merasa takut untuk ditolak. Kita dapat menerima orang lain meskipun mereka mempunyai kelemahan. Kita bahkan sanggup mengampuni orang-orang yang menyakiti. Kita dapat menjadi sebagaimana adanya kita tanpa takut ditolak. Semua itu adalah karena kasih karunia Allah. Kasih akrunia-Nya, kasih yang tidak layak kita terima inilah yang melakukan semua itu bagi kita. Dalam diri kita sendiri, kita tidak mempunyai kemampuan untuk mengasihi seperti itu, tetapi Allah memberi kesanggupan itu. Dari diri kita sendiri kita tidak mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan orang lain, tetapi melalui kita Ia menyembuhkan orang lain. SETIAP orang Kristen mempunyai pelayanan ini. Kita SEMUA dapat menjadi “penyalur kasih karunia”.
Jika anda terluka, BERHATI-HATILAH supaya kita tidak berFOKUS kepada ORANG sebagai “sumber” kesembuhan dalam hidup kita. Manusia tidak dapat memberi apa yang hanya dapat diberi apa HANYA dapat diberi oleh-Nya. Jika Anda ingin disembuhkan orang, Anda akan mudah kecewa.
Pusatkanlah perhatian Anda pada Bapa Surgawi; Dialah satu-satunya yang sanggup menyembuhkan Anda secara total. Seringkali Ia melakukan-nya melalui orang, tetapi Dia-lah sumbernya dan manusia hanyalah saluran-Nya. Bapa Surgawi kita tidak saja ingin membebaskan kita dari sakitnya luka-luka masa lalu. Ia juga rindu membawa kita ke dalam kedewasaan, baik secara rohani maupun secara emosional. Ini memerlukan waktu dan pilihan-pilihan yang benar. Ia cukup mengasihi kita untuk MEMAKAI WAKTU berbulan-bulan dan bertahun-tahun yang diperlukan, tidak saja untuk menyembuhkan luka-luka kita, tetapi juga untuk membangun karakter kita.
TANPA PERTUMBUHAN KARAKTER — kita akan terluka lagi. Kita akan melakukan hal-hal bodoh dan egois yang akan melukai kita atau memancing orang lain untuk menyakiti kita. Karena Allah mengasihi kita, ia menunggu sampai kita menginginkan pertumbuhan karakter semacam itu; Ia menunggu SAMPAI kita menginginkan pertumbuhan karakter semacam itu; Ia menunggu sampai kita siap untuk disembuhkan. Seringkali, tanggapan kita yang benar terhadap orang lain -akan melepaskan kesembuhan itu di dalam hidup kita sendiri.