Selasa, 23 September 2014

MENDAHULUKAN KERAJAAN ALLAH


Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Matius 6:33

Kalimat ini adalah puncak dari khotbah Tuhan Yesus yang berhubungan dengan kekuatiran (Matius 6:25-34).

Kata “carilah” adalah dalam bentuk present imperative, yang artinya kita dipanggil untuk terus-menerus atau membiasakan diri untuk mencari Kerajaan Allah dalam kehidupan mengikut Tuhan, sebab kita adalah anak-anak dalam Kerajaan-Nya, di mana Dia adalah Bapa kita (ay. 22). Hanya, kata “mencari” (zeteo) bukanlah dalam arti kita dapat dengan usaha sendiri mencari dan memperoleh Kerajaan itu, melainkan dalam arti bahwa kita dipanggil untuk berusaha mengutamakan atau menomorsatukan Kerajaan Allah dalam hidup kita, di mana Dia adalah Raja kita, dan kita dipanggil untuk sepenuhnya menaati kehendak dan kuasa-Nya. Oleh sebab itu nasihat Tuhan tidak berhenti sampai di situ saja, Ia melanjutkan,

“Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya …”

Kata “kebenaran” adalah dikaiosune atau righteousness. Dan kata ganti “nya” seharusnya ditulis dengan huruf besar “Nya”, karena yang dimaksud adalah kebenaran Allah, bukan kebenaran manusia. Donald Hagner berpendapat bahwa, the kingdom and the righteosness of the kingdom go together. Participation in the kingdom necessitates righteousness. Oleh sebab itu setelah pemberian anugerah Kerajaan Allah, kita dituntut untuk suatu pemberian anugerah Kerajaan Allah, kita dituntut untuk suatu kehidupan yang benar, yaitu kebenaran-Nya, bukan kebenaran menurut ukuran manusia, yang oleh Leon Morris digambarkan sebagai the right standing before God that comes about as the result of Christ’s saving work.Dengan kata lain, kita dapat hidup benar adalah karena kita sudah dibenarkan oleh Allah. “In this context seeking God’s righteousness will mean seeking that righteousness which God only can give.” Jadi, pengertian kebenaran atau hidup benar di sini mempunyai arti yang sama, yaitu dikaiosune atau righteousness. Jadi mencari Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya adalah pemberian anugerah Allah bagi orang-orang percaya. Dengan anugerah pertolongan-Nya kita dapat hidup benar di mata Tuhan, karena only God is righteousness. George Ladd mengatakan, “We are to seek God’s righteousness: His way, His rule, HIs reign in our lives“. Dengan demikian “semuanya itu akan ditambahkan kepada kita.” Apa yang dimaksud dengan semuanya itu?

Apabila kita melihat konteksnya, “semuanya” itu ialah apa yang umumnya dicari dan dikuatirkan oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, yaitu makanan, minuman, dan pakaian (ay. 31-32). Kata “ditambahkan” adalah kata kerja pasif, yang sering disebut sebagai divine passive, suatu bentuk pasif yang sering muncul dalam kitab Wahyu, yang menunjukkan Allah yang bekerja di belakangnya, Allah yang menambahkan semuanya itu kepada anak-anak-Nya. Kami senang dengan kata “menambahkan”, yang artinya memberi lagi di atas apa yang telah kita miliki: “The things in question will be added to what the disciple already has” (Morris). Apabila Allah memberi hidup kepada kita, Allah pasti memberi sarana hidup yang kita butuhkan, yaitu makanan, minuman, dan pakaian. Karena, Dia adalah Allah Bapa yang peduli terhadap burung di langit dan rumput di ladang, apalagi kita sebagai anak-anak-Nya. Kita dipanggil untuk percaya dan bersandar kepada-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar