komunitas alkitab
Jumat, 03 April 2015
Minggu, 23 November 2014
Satu-Satunya Yang Dicintai
Sangatlah mudah berkata bahwa Tuhan adalah segalanya. Juga betapa banyak kalimat senada seperti ini yang dapat diucapkan terhadap Tuhan. Faktanya, banyak orang sesat dalam pikirannya, merasa sudah menjadikan Tuhan segalanya tetapi sebenarnya belum bahkan tidak sama sekali. Sejatinya Tuhan hanya dijadikan alat bukan tujuan. Mereka menempatkan Tuhan sebagai pelengkap hidup dan alat untuk meraih apa yang dianggap sebagai kebutuhan mutlak. Ini berarti, ketika mengatakan: “Tuhan, Kaulah segalanya”, tindakan atau usaha untuk memperdaya Tuhan. ini sama dengan seorang wanita yang berkata kepada seorang pria: “Aku cinta padamu, kau segalanya bagiku”, padahal yang dijadikan tujuan adalah harta pria tersebut. Betapa jahat dan kurang ajarnya kalau hal tersebut ditujukan pada Tuhan. Menjadikan Tuhan segalanya adalah keharusan atau wajib, sebab tanpa menjadikan Tuhan segalanya berarti seseorang tidak dapat menjadi umat yang layak bagi Tuhan. Standar atau ukuran keintiman yang harus dimiliki umat Perjanjian Baru dengan Tuhan adalah seperti hubungan sepasang kekasih, mempelai atau hubungan suami istri. Jadi kalau seseorang merasa sudah menjadikan Tuhan segalanya padahal sebenarnya belum, betapa membahayakan keadaannya sebab ia menempatkan Tuhan di tempat yang tidak pantas. Seharusnya Tuhan di tempat yang paling mulia, yaitu sebagai kekasih satu-satunya yang dicinta.
Cinta adalah sesuatu yang sangat indah sekali. Itulah sebabnya Tuhan menciptakan perasaan agar bisa “dimainkan” untuk Tuhan. Cinta yang dapat mengikat dua insan dalam pengembaraan bersama yang penuh misteri adalah ciptaan Tuhan yang sangat luar biasa. Satu realita yang tidak dapat dimengerti. Penulis Amsal yang bijaksana dan cerdaspun mengomentari: “aku tidak mengerti” (Ams. 30:18-19). Dalam hal ini, nyata kecakapan Tuhan bukan hanya menciptakan alam semesta dengan hukum-hukum-Nya, tetapi hubungan antar pribadi juga merupakan bukti atau ekspresi dari keahlian Tuhan semesta alam. Dalam Efesus 5:31-32, dinyatakan bahwa hubungan antara pria dan wanita yang terikat dalam suatu percintaan yang kemudian membangun sebuah rumah tangga adalah “misteri”. Kata “rahasia” dalam teks aslinya adalah musterion (μυστήριον). Hal ini menunjuk hubungan yang unik dan luar biasa.
Dalam suratnya kepada jemaat Korintus, Paulus menunjukkan bahwa hubungan jemaat dengan Tuhan Yesus sebagai hubungan mempelai pria dengan mempelai wanita (2Kor. 11:2-3). Amin (truth) Tuhan Yesus Memberkati Shalom.
Senin, 10 November 2014
CINTA SEJATI dan KOMITMEN
A : Aku tidak menyukai istriku lagi !
B : Pulang dan cintailah dia
A : Anda tidak mengerti aku, aku sdh tdk punya perasaan itu lagi.
B : Pulang dan cintailah dia
A : Tetapi secara emosi aku berarti tidak jujur kalau aku memperlakukan istriku seperti itu, padahal aku tidak merasakannya.
B : Apakah menurutmu Ibumu mencintaimu?
A : Tentu saja (dengan mantap)
B : Kira-kira 1 minggu setelah ibumu puulang dari rumah sakit dan membawamu pulang, dan kamu menangis menjerit-jerit di tengah malam karena popokmu basah dan dia terpaksa bangun walau tubuhnya masih sangat letih, berjalan di lantai yang dingin tanpa alas kaki untuk mengganti popokmu dan menyusuimu. Apakah menurutmu dia sungguh-sungguh menikmati itu semua?
A : Tidak (menunduk)
B : Kalau begitu. Apakah Ibumu secara emosi jg tidak jujur?
Ukuran besarnya cinta bukan karena dia menikmati mengganti popok di tengah malam, melainkan karena ibumu RELA melakukan itu semua meski dia tidak begitu menyukainya.
Pernikahan tidak hanya didasari perasaan Cinta, lebih dari itu yaitu KOMITMEN.
Saat pertama seseorang menikahi istrinya pasti karena cinta, tetapi cinta yang menggebu-ngebu akan padam seiring dg berjalannya waktu.
Hanya Komitmen yang membuat Cinta manggebu-ngebu menjadi Cinta yg matang dan dewasa. Lalu.. Apa yang disebut dengan Cinta Sejati ?? Cinta yang sifatnya turun ke bawah, yaitu cinta yang tidak memikirkan untung rugi, cinta yang rela berkorban demi seseorang yang dikasihinya. Inilah cinta yang harus diusahakan dalam setiap Pernikahan.
Ada orang berkata "aku cinta kamu".. berarti : "aku ingin memilikimu dan biarlah kamu kumiliki" adalah cinta yang egois karena hanya bergantung pada Perasaan seseorang. Sebab perasaan akan dimakan oleh waktu dan bisa saja perasaan ini muncul pada diri orang lain/pasangan orang lain.
Suasana hati mudah berubah, kondisi fisik semakin tua dan tidak menarik, komitmenlah yang menyelamatkan pernikahan.. Berani melakukan sebuah "tindakan" baik dlm keadaan suka maupun tidak untuk mengasihi pasangan dan mempertahankan Pernikahan yang telah Tuhan anugrahkan.
TUHAN YESUS Memberkati Sahabat Renungan Harian Kristen Semua...
BAGAIMANA MEMBANGUN KELUARGA YANG TANGGUH?.
Keluarga adalah unit terkecil dalam suatu masyarakat. sebagai unit terkecil, keluarga memiliki posisi yang strategis dan menentukan sejahteratidaknya sebuah masyarakat. Bila sebuah keluarga sehat, maka masyarakat juga akan sejahtera.
Bila sebuah masyarakat sejahtera, maka bangsa juga ikut sejahtera. Dan bila seuah bangsa sejahtera, maka gereja pun sejahtera. Itu sebabnya peranan keluarga sangat penting. Yesus dan Rasul Paulus secara khusus menaruh perhatian khusus terhadap kelangsungan hidup sebuah keluarga. Secara khusus dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, dalam pasal 5:15-21, rasul Paulus menegaskan tentang bagaiman membangun keluarga yang tangguh. Herbert dan Zelmyra Fisher adalah pasangan yang memiliki pernikahan yang paling awet di dunia. Tahun 2010 lalu mereka merayakan wedding anniversary ke 86, di usia Herbert yang ke 104, sementara Zelmyra berusia 102 tahun. Kuncinya menurut mereka yaitu, saling menghargai, berkomunikasi dan saling mencintai. Alkitab memberikan beberapa petunjuk agar kita dapat membangun keluarga yang tangguh dalam mengatasi konflik:
1. Mempergunakan Waktu dengan Baik - ayat 16 Waktu menurut Alkitab adalah pemberian TUHAN Allah
1. Mempergunakan Waktu dengan Baik - ayat 16 Waktu menurut Alkitab adalah pemberian TUHAN Allah
yang sangat berharga kepada kita. Namun waktu itu singkat dan harus digunakan sebaik-baiknya dengan bijaksana. Filsuf William James berkata: "Penggunaan waktu yang paling baik adalah yang berkaitan dengan kekekalan". Justru banyak orang menyesal mengapa mereka tidak gunakan banyak waktu waktu bersama keluarga. Sebelum penyesalan datang terlambat, mari benahi hidup kita mulai hari ini khususnya dalam penggunaan waktu.
2. Miliki Hikmat TUHAN Allah - ayat 15, 17 Keluarga yang tangguh ditandai dengan adanya hikmat TUHAN Allah. Hikmat itu melebihi kepandaian. Kepandaian berarti memiliki berbagai informasi dan pengetahuan di akal, namun hikmat atau kebijaksanaan memampukan kita mengaplikasikan pengetahuan itu menjadi sesuatu yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip kebenaran firman TUHAN Allah itu, misalnya yang tercantum dalam kitab Amsal ketika kita pahami dan terapkan akan membuat kita mampu menjadi pria yang saleh, wanita yang berbudi, orang tua yang mampu mendidik anak dengan baik.
3. Mengalami Kepenuhan Roh Kudus - ayat 18 Keluarga yang tangguh adalah keluarga yang dikendalikan Roh Kudus, bukan oleh hawa nafsu atau perkara lainnya. Ada tiga ciri keluarga yang penuh Roh Kudus, yaitu: a) hidup dalam pujian penyembahan - ayat 19; b) hidup dalam pengucapan syukur - ayat 20; c) hidup dalam kerendahan hati - ayat 21. Keluarga tangguh bila anggota keluarga saling merendahkan hati satu sama lain. Ini terjadi bila suami-istri saling menghargai, tidak mementingkan diri sendiri tapi menganggap pasangannya lebih utama dari dirinya. Amin TuhanYesus Memberkati Shalom.
2. Miliki Hikmat TUHAN Allah - ayat 15, 17 Keluarga yang tangguh ditandai dengan adanya hikmat TUHAN Allah. Hikmat itu melebihi kepandaian. Kepandaian berarti memiliki berbagai informasi dan pengetahuan di akal, namun hikmat atau kebijaksanaan memampukan kita mengaplikasikan pengetahuan itu menjadi sesuatu yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip kebenaran firman TUHAN Allah itu, misalnya yang tercantum dalam kitab Amsal ketika kita pahami dan terapkan akan membuat kita mampu menjadi pria yang saleh, wanita yang berbudi, orang tua yang mampu mendidik anak dengan baik.
3. Mengalami Kepenuhan Roh Kudus - ayat 18 Keluarga yang tangguh adalah keluarga yang dikendalikan Roh Kudus, bukan oleh hawa nafsu atau perkara lainnya. Ada tiga ciri keluarga yang penuh Roh Kudus, yaitu: a) hidup dalam pujian penyembahan - ayat 19; b) hidup dalam pengucapan syukur - ayat 20; c) hidup dalam kerendahan hati - ayat 21. Keluarga tangguh bila anggota keluarga saling merendahkan hati satu sama lain. Ini terjadi bila suami-istri saling menghargai, tidak mementingkan diri sendiri tapi menganggap pasangannya lebih utama dari dirinya. Amin TuhanYesus Memberkati Shalom.
Minggu, 09 November 2014
Hidup Seperti Henokh
Kehidupan Henokh tidak banyak diceriterakan dalam Alkitab. Hanya beberapa ayat saja, tetapi kita bisa belajar dari kehidupannya yang luar biasa. Dalam kitab Kejadian5:21-24 dikatakan: Setelah Henokh hidup enam puluh
Henokh hidup berkeluarga, dia punya anak banyak, tidak hanya Metusalah anaknya. Dia juga orang yang sibuk karena dia harus menghidupi keluarganya. Dia juga pasti tidak tinggal menyendiri di dalam gua misalnya, tetapi hidup bermasyarakat. Keistimewaan hidupnya adalah dia bergaul akrab dengan Allah selama 300 tahun sehingga dia langsung diangkat oleh Allah dalam meninggalkan dunia ini tanpa mengalami kematian. Kesukaannya pastilah berdiam diri, mendengarkan petunjuk Allah dan menurutinya. Henokh benar-benar hidup sebagai anak Allah yang sejati. Dia masih ada di bumi tetapi kehidupannya dia jalankan seolah-olah dia sudah hidup di sorga. Telinganya dipakai untuk mendengarkan suara sorgawi. Bukankah kita juga berdoa 'Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga'?
Sebagai orang Kristen seharusnya kita hidup beda dari orang-orang dunia ini. Kita adalah anak Allah, setiap apa pun yang kita lakukan harus seturut aturan sorga. Kita juga disebut bait Allah di mana Roh Allah diam di dalam kita. 1Kor. 3:16. Bergaul akrab dengan Allah artinya berjalan di dalam roh dalam hidup ini bersama Allah, ini yang harus kita pedulikan. Kita harus mengejar kehidupan yang seperti itu sebagai orang percaya. Identitas kita bukan kita dapatkan dari pekerjaan yang kita lakukan untuk kehidupan ini, tetapi kita mendapatkan identitas dari pekerjaan yang kita lakukan untuk Allah, Bapa kita. Hasil hubungan kita dengan Bapa itu merupakan identitas kita. Berhubungan dengan Bapa bagi kita adalah mungkin setiap saat, ini dikehendaki dan dirindukan Bapa. Kebanyakan dari kita berkata 'Aku nggak punya waktu'. Hal yang paling Tuhan kehendaki adalah waktu kita!
Kita sekarang berada seperti yang dikatakan dalam Wahyu 4:1 kita melihat pintu sorga yang terbuka dan suara yang mengundang kita berkata: 'Naiklah ke mari'. Pernyataan ini adalah begitu kontroversial, tetapi Tuhan sedang membangkitkan orang-orang yang hidupnya di bumi tetapi berbuat seolah-olah rumahnya sudah di sorga sekarang! Seperti waktu Daud menerima pewahyuan, dan berkata: "Aku ini orang asing di dunia" Mazmur 119:19.
Kalau kesejatian yang abadi itu menyentuh hati kita, kita tidak mau lagi berpegang kepada hal-hal yang sifatnya sementara. Allah sedang membangkitkan orang-orang yang memiliki hati seperti Henokh. Bergaul intim secara supra alami, begitu jatuh hati dengan sorga, begitu rindu mendengarkan suara Tuhan, serta melakukan dengan taat petunjuk-Nya. Orang-orang yang mempunyai perspektif sorgawi, berlaku dan berbicara beda dengan orang-orang dunia. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu. Roma 12:2
Di dalam dunia yang serba sibuk ini Alkitab menuliskan dalam Mazmur 46:11 "Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah!" Kita harus menyediakan waktu untuk berdiam diri, menenangkan hati dan pikiran kita untuk mendengarkan suara Tuhan dan belajar dari Dia, karena Dia ingin mengajar kita. Mazmur 32:8. Hargailah waktu kita. Apakah kita berada di terminal bus atau di airport, apa pun kesibukan kita, kita harus punya waktu untuk berdiam diri, menenangkan hati kita untuk mendengarkan bimbingan Tuhan. Dia selalu berbicara dengan kita, hanya kita saja yang tidak punya waktu untuk mendengarkan. Bapa dan Tuhan Yesus tinggal didalam kita. Yoh. 14:23. Roh Kudus juga diam di dalam kita. 1Kor. 3:16. Dengan mengenal Bapa secara benar kita dapat memberikan inspirasi kepada orang-orang di sekitar kita.
Apabila kita menyediakan waktu bersama Yesus, hadirat-Nya tinggal di dalam kita. Para malaikat mengasihi hadirat Allah, kalau kita menghadirkan hadirat Allah maka para malaikat itu juga mengelilingi kita. Orang yang berjalan bersama Tuhan merubah lingkungan di mana dia ada dengan kehadirannya. Dalam kitab Kisah Para Rasul, orang-orang meletakkan orang sakit di tilamnya sehingga pada waktu bayangan Petrus menyentuhya mereka disembuhkan.
Mata kita sekarang terbuka untuk melihat kemuliaan Allah yang tinggal di dalam kita itu mempengaruhi lingkungan yang ada di sekitar kita. "Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan!" -- Kolose 1:27
Kehidupan Henokh benar-benar memberi pelajaran yang sangat berguna bagi hidup kita. Henokh adalah tipe anak Allah yang dewasa. Di tengah-tengah tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga, dia masih bisa hidup bergaul intim dengan Allah. Allah memanggil kita untuk bergaul intim dengan Dia -- untuk hidup secara supra alami -- mempunyai pikiran di sorga sedang tubuh kita masih di bumi, melakukan rencana-rencana-Nya.
Hidup Henokh mengajar banyak hal kepada kita. Baik untuk mencapai sukses maupun untuk bergaul akrab dengan Tuhan, untuk menjalani kehidupan ini di mana Tuhan dihargai di atas harta dunia dan di atas segala-galanya. Sorga itu rumah kita sekarang. Kalau kita akrab dengan Tuhan, kesukaan-Nya menjadi kesukaan kita juga.
3
Langganan:
Postingan (Atom)